KeIstimewaan Hati Manusia - Tiada Tuhan Selain Allah

Kamis, 11 Januari 2018

KeIstimewaan Hati Manusia

Keistimewaan Hati Manusia bersumber pada dua hal keistimewaan yang berupa ILMU dan KEHENDAK, dua hal yang tidak dimiliki oleh bangsa hewan. Bahkan seorang anak kecil pada masa-masa awal pertumbuhannya pun belum memiliki kedua hal tersebut. Keduanya baru dimiliki anak sesudah mencapai usia baligh. Kemuliaan hati manusia memperoleh kedekatan kepada Allah SWT. ILMU yang dimaksud ialah Ilmu yang paling mulia yaitu ilmu tentang Allah SWT, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Dengan ilmu itu manusia mencapai kesempurnaan. KEHENDAK adalah apabila seseorang mengetahui akibat suatu perkara dan cara pemecahannya akan timbul keinginan kuat untuK mewujudkannya. 

Dengan kesempurnaan itu ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan di sisi Allah yang Maha Agung nan Sempurna. Manusia berada pada kedudukan di antara hewan dan malaikat. Barang siapa menggunakan semua anggota tubuh dan kekuatannya untuk mendapatkan ilmu dan beramal, sungguh ia telah menyerupai malaikat. Namun, barang siapa memalingkan perhatiannya terhadap berbagai kesenangan ragawi dan menurutinya, dan ia makan seperti makannya binatang maka ia telah jatuh ke dalam golongan hewan. Adalah mungkin bagi manusia untuk menggunakan setiap anggota tubuh untuk sampai kepada Allah SWT. Siapa yang menggunakannya untuk sampai kepada Allah SWT, ia beruntung. Dan siapa yang menggunakannya untuk selain itu, sungguh ia telah merugi dan malang. Puncak kebahagiaan adalah jika seseorang menjadikan pertemuan dengan Allah sebagai tujuan, akhirat sebagai rumah tinggal, dunia sebagai rumah singgah, badan sebagai kendaraan, dan anggota badan sebagai alat bantu.

As Sayyidina Ali RA semoga Allah SWT meridhai dan memuliakannya memberikan perumpamaan menarik mengenai hati. Ia RA mengatakan, “Sesungguhnya Allah mempunyai bejana-bejana di bumi, yaitu hati. Maka hati yang paling Dia sukai adalah yang paling lembut, paling jernih, dan paling kokoh.” Kemudian As Sayyidina Ali RA menjelaskan, “Yaitu yang paling kokoh dalam agamanya, paling jernih keyakinannya, dan paling lembut kepada saudaranya sesama Muslim.” Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz RA Kitab Qabas An-nurul mubiin (Mukhtasar Ihya' 'Ulumuddin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.