Mengenal Allah Dengan Rumus - Tiada Tuhan Selain Allah

Selasa, 02 Januari 2018

Mengenal Allah Dengan Rumus

Rumus Mengenal Allah, Hakikatnya tidak ada rumus dalam mengenal Allah namun ini hanya jalan agar mudah untuk memahami :
Tubuh
Ruh
Allah

Kuasa Tubuh karena kuasa ruh, Kuasa Ruh karena kuasa Allah
ÙˆَÙ…َا رَÙ…َÙŠْتَ Ø¥ِØ°ْ رَÙ…َÙŠْتَ ÙˆَÙ„َٰÙƒِÙ†َّ اللَّÙ‡َ رَÙ…َÙ‰
 "WAMAA RAMAITA IZRAMAITA WALAKINNALLAHARAMA" .
Artinya ; (Hai Muhammad) bukanlah engkau yang melempar dikala engkau melempar, tapi Allah lah yang melempar dikala engkau melempar. (surat Al-anfal :17).

Wujud bathin kita hakikatnya adalah wujud Allah, tapi kepada kita menjadi Rahasia. Maksudnya tentang Dzat Allah itu tidak dapat dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan oleh sinar hati. Inilah yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana sirrahu. Artinya : insan itu rahasiaku, dan akupun rahasianya. Jadi jelaslah kepada kita bahwa Dia dan hanya Dia Wujud yang nyata. 

"LA MAUJUDA BIHAQQIN ILALLAH". 

Artinya : Tiada yang maujud (benar-benar ada/nyata) didalam alam ini, melainkan Allah. 

"MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARAFA RABAHU". 
Artinya : Barang siapa mengenal akan dirinya maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.

"MAQAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD". 
Artinya : Barang siapa mengenal akan Tuhannya maka binasalah dirinya.

Tidak sah Ma’rifat, bila tidak mengetahui asal kejadian Diri kita ini, Mufakat seluruh Arifbillah.

Mengenal diri itu mengetahui daripada asal Nabi Adam A.S. Asal nasarnya Air, Api, Angin, Tanah, lalu turunlah kepada kita :
  • Tanah itu = Tubuh kita hurufnya Alif
  • Angin itu = Nafas kita hurufnya Lam Awal
  • Api itu = Darah kita hurufnya Lam Akhir
  • Air itu = Rahsia kita hurufnya Ha
Maka itulah kita ketahui arti mengenal diri
  1. Kejadian Tanah bernama Syari’at = Tubuh kita
  2. Kejadian Angin bernama Tarikat = Afa'al kita
  3. Kejadian Api bernama Hakikat = Hati kita
  4. Kejadian Air bernama Ma’rifat = Rasa kita
Itulah mengenal diri namanya.
  1. Syari'at umpama Kaki
  2. Tarikat umpama Tangan
  3. Hakikat umpama Tubuh
  4. Ma’rifat umpama Kepala
  1. Diri Terdiri itu Rahasia namanya
  2. Diri Tajalli itu Ruh namanya
  3. Diri Terperi itu Hati namanya
  4. Diri Diperi itu Tubuh namanya
Mengenal Adam :
  1. Syari’at : Manusia Pertama
  2. Tarikat : Hakikat yang Muncul
  3. Hakikat : Asma Allah
  4. Ma’rifat : Hanya Allah (ILLallah)
  1. ASYHADU bagi kita = Lidah
  2. ALLA bagi kita = Badan
  3. ILLAHA bagi kita = Hati
  4. ILLALLAH bagi kita = Ruh
  5. HUWA bagi kita = Rahasia
  1. Sebenar-benar Diri = Nyawa/Ruh
  2. Sebenar-benar Ruh = Muhammad
  3. Sebenar-benar Muhammad = Allah
  4. Sebenar-benar Allah = Segala Sifat Allah
  5. Sebenar-benar Sifat Allah = Dzadtullah
Sifat Allah Ta’ala adalah hakikat daripada segala yang ada, besar maupun kecil. pada pandangan lahir maupun bathin sebagai sifat yang sempurna, tidak bertulang, berdaging, berdarah, atau berkulit. Maka yang berbagai sifat dan warna adalah satu Wujud Hakiki itu Dzadtullahi. Mustahil pada pandangan awam wujud majazi pula tidak ada pada pandangan wujud hakiki, Wujud ‘Am (umum) pula meliputi alam, dan nyata pada Muhammad, Maka sebenarnya Manusia itu Muhammad, Sebenarnya Muhammad itu Allah (wujud majazi/Wujud Am). Dan sebenar-benarnya Allah yaitu Dzadtullah (wujud hakiki). 

Dan sebenarnya Dzatullahi yaitu Laisa Kamithli Syaiun. Maka itulah sebabnya manusia dilebihkan Allah Ta’ala dari pada semesta sekalian alam karena asalnya kejadian sekalian itu daripada Muhammad.

Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala dalam hadits Qudsi yang artinya; bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad itu sama arti.

Firman Allah ta’ala dalam hadits Qudsi, yang artinya : Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia Allah Rahasia Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya dan lawannya, tiada boleh nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU TA’ALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad, maka tidaklah dijadikannya semesta alam ini. Maka dinamai sifat hamba didalam badan, maka sembah sayyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w. Ya Rasulullah, apakah yang dinamai jalan empat itu?
  1. SYARI'AT 
  2. TARIKAT 
  3. HAKIKAT 
  4. MA’RIFAT
Itu jalan empat dalam manusia.

Sabda Nabi s.a.w Ya, Ali,
  1. Adapun yang dinamai syari'at itu ialah lidahku
  2. Adapun yang dinamai tarikat itu ialah hatiku
  3. Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku
  4. Adapun yang dinamai ma’rifat itu ialah nyawaku. 
Inilah jalan empat namanya.

Sembah Sayidina Ali,

Ya, Rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq, Ya Rasulullah, adapun seperti :
  1. Syari'at itu apa, 
  2. Tarikat itu apa, 
  3. Hakikat itu apa, 
  4. Ma’rifat itu apa,
Sabda Rasulullah s.a.w Ya Ali, Diri itu ada dua : 
  1. Diri bathin, 
  2. Diri dzahir.
  1. Diri dzahir/jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka itulah asal tubuh kita yang kasar atau dzahir ini.
  2. Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu daripada NUR MUHAMMAD.
Artinya, adapun : 
  1. Syari'at itu perkataanku
  2. Tarikat itu perbuatanku
  3. Hakikat itu kediamanku
  4. Ma’rifat itu penglihatanku
Dan yang dikatakan : 
  1. Syari'at itu tubuh RASULULLAH
  2. Tarikat itu Hati RASULULLAH
  3. Hakikat itu kediaman RASULULLAH
  4. Ma’rifat itu Rahasia RASULULLAH
Maka ma’na : 

Tubuh Rasulullah itu – Ruh Ruhani
Hati Rasulullah itu – Ruh Rahmani
Hati Rasulullah itu – Ruh Rabbani

Dan jadinya : 
  1. Syari'at itu hancurkan jadikan tarikat
  2. Tarikat itu hancurkan jadikan hakikat
  3. Hakikat itu hancurkan jadikan ma’rifat
  4. Ma’rifat itu hancurkan jadikan cahaya
Itulah bayang-bayang Allah ta’ala yang sebenar-benarnya karena :
  1. Syari'at itu – Af’al Allah Ta’ala
  2. Tharikat itu – Asma Allah Ta’ala
  3. Hakikat itu – Sifat Allah Ta’ala
  4. Ma’rifat itu – Wujud Allah Ta’ala
"TUDIBBULBADANI HAJJA ALA QALBI".
Artinya : hancurlah badan jadilah HATI
"TUDIBBUL QALBI SHARAR RUHI".
Artinya, hancurkan hati jadikan RUH.
"TUDIBBUR RUHI SHARAN NUR"
Hancurkan ruh jadi Cahaya.

Cahaya itu :
Tiada berhuruf tiada bersuara, Tiada warna tiada bau, Tiada atas tiada bawah, Tiada kiri tiada kanan, Tiada timur tiada barat, Bukan ruang bukan waktu, Bukan ukuran bukan timbangan, Bukan arah bukan jarak.

Maka barulah sampai (sempurna) ma'rifat kita pada orang arif billah atau alimullah. Wallahu alam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.